Setelah sempat tertunda hampir 50 menit karena menunggu kehadiran para wakil dari pemerintahan, akhirnya acara pembukaan Mubes GPdI 2022 dimulai dengan ucapan sambutan atas kehadiran para tamu kehormatan yaitu Bp. Dr. Pontus Sitorus, S.PAK., M.Si. (pelaksana tugas Direktur Jenderal Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama RI), Bp. Nico Siahaan, S.E. (anggota DPR RI), Bp. Uus Kuswanto, S.Sos., M.AP. (Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah DKI), Bp. Brigjen Polisi Dr. Bambang Pristiwanto, S.H., M.M., Bp. Pdt. Jason Balompapueng (Ketua Umum PGPI).
Ketua Umum Majelis Pusat GPdI berkesempatan melakukan pengalungan bungan dan pemberian plakat kepada para tamu kehormatan ini. Acara pun dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya di mana seluruh hadirin diundang untuk berdiri dan mengambil sikap sempurna, satu penghormatan dari GPdI sebagai bagian dari warga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Memberikan kata sambutan pertama dalam acara ini adalah Ketua Panitia Pelaksana Mubes XXXIV GPdI 2022 Bp. Pdm. Drs. Hessel N. Mandey. Selain menaikkan ucapan syukur atas terselenggaranya Mubes tahun ini di tengah kondisi prihatin bangsa terkait pandemi COVID-19 yang belum usai, juga tercapainya usia 100 tahun keberadaan GPdI dengan peran nyata yang telah diberikan bagi bangsa dan negara, Bp. Hessel N. Mandey juga mengingatkan GPdI sebagai bagian dari tubuh Kristus dalam menyambut dan memasuki peradaban yang terus berkembang.
Secara khusus pendewasaan organisasi yang berkarakterkan Kristus ditekankan supaya didukung oleh sistem organisasi yang berkualitas demi menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi tanpa kehilangan jati diri. Ada perubahan di berbagai landscape, perubahan pola pikir dan mindset, peningkatan cara kerja, peningkatan produktivitas, disiplin dan juga inovasi dan pada akhirnya semua hanya bagi kemuliaan nama Tuhan.
Sambutan kedua adalah dari Ketua Umum Majelis Pusat GPdI Bp. Pdt. Dr. Johnny W. Weol, M.M., M.Th. yang juga menaikkan ucapan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja dan Gembala Agung yang setia karena oleh perkenanan-Nya acara Mubes ini bisa berlangsung. Sebagai Ketua Umum, Bp. Pdt. Johnny Weol mengingatkan bahwa ajang Musyawarah Besar adalah agenda nasional yang diperintahkan oleh AD/ART sebagai forum resmi tertinggi yang diselenggarakan setiap lima tahun dengan tujuan utama adalah untuk mempererat persekutuan.
Walaupun ada agenda yang bersifat politis-demokratis yaitu pemilihan ketua umum yang baru di mana biasa terjadi perbedaan pendapat tetapi Ketua Umum mengingatkan bahwa GPdI adalah organisasi gerejawi yang berhubungan dengan Tuhan dan berurusan dengan hal sorga-neraka sehingga kesadaran ini membuat para peserta Mubes tetap menjaga ikatan persaudaraan dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Terkait tema Mubes “Menjadi jemaat GPdI Berkarakter Kristus dan Berdampak bagi Dunia” dan sub tema “Memasuki abad kedua keluarga GPdI meningkatkan trilogi tugas gereja sebagai wujud pelayanan kepada masyarakat bangsa dan Negara kesatuan Republik Indonesia,” Ketua Umum mengatakan bahwa ini adalah visi Majelis Pusat untuk lima tahun ke depan membawa masyarakat GPdI mengenakan karakter Kristus, memancarkan kemuliaan Tuhan baik melalui perilaku, perbuatan maupun ucapan sehingga benar-benar GPdI adalah satu gereja yang berdampak positif baik untuk masyarakat luas, bangsa dan negara. Sehingga GPdI dalam melakukan salah satu tugasnya yaitu marturia, kesaksian yang tidak saja berupa proklamasi tetapi juga afirmasi lewat perbuatan, perilaku dan ucapan.
Selanjutnya Ketua Umum Persatuan Gereja-gereja Pantekosta Indonesia (PGPI) Bp. Pdt. Jason Balompapueng dalam sambutannya menyinggung kedekatan antara Ketua Umum GPdI dan Imam Besar Masjid Istiqlal Bp. KH. Nasaruddin Umar. Sebagai Ketua Umum PGPI yang memantau dan memperhatikan perkembangan kegiatan GPdI mulai dari peringatan 100 tahun, mukernas hingga Mubes ini, dikatakan bahwa itu semua menunjukkan bahwa GPdi sebagian bagian dari umat beriman kepada Allah yang juga tunduk kepada pemerintah. Di tengah-tengah pandemi, GPdI berhasil menunjukkan keunggulannya dengan bertambahnya 300 gereja, ini bukan sesuatu yang mudah tetapi merupakan hal yang luar biasa.
Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Bp. Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. mengawali sambutannya dengan meminta ijin untuk melepas masker sebagai tanda ungkapan kebersamaan tanpa ada penghalang. Acara Mubes ini patut disyukuri, kata beliau, sebagai kesempatan berkumpulnya jiwa yang tenang, jiwa yang luhur, jiwa yang sejati yang akan menahan agar “langit tidak roboh.” Selama jiwa-jiwa ini bersatu, kinclong, dan tidak dilumuri dengan dosa dan hal-hal negatif lainnya maka bumi ini akan berkah khususnya bangsa Indonesia.
Perkumpulan ini adalah usaha untuk lebih memanusiakan manusia, supaya manusia ini lebih bermartabat. Martabat kemanusiaan itu diukur, lanjut beliau, pertama oleh keluhuran niat dan jiwa kemudian terpancar dari tutur katanya yang menyejukkan dan menyenangkan, lalu tergambar di dalam perilakunya yang santun dan beradab.
Sebelum sambutan berikutnya, peserta Mubes sempat diajak untuk menyanyikan lagu Mars Pantekosta.
Sambutan berikutnya adalah dari Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah DKI Bp. Uus Kuswanto, S.Sos., M.AP. yang hadir mewakili Gubernur DKI Jakarta Bp. Anies Baswedan yang berhalangan hadir karena baru pulang dari Kalimantan Timur. Bp. Uus Kuswanto menyampaikan salam hormat dari Gubernur DKI untuk peserta Mubes juga ucapan terima kasih atas undangan yang diterima dengan harapan pelaksanaan Mubes bisa berjalan baik dan lancar.
Sebagai wakil dari pemerintah di Jakarta, Bp. Uus Kuswanto menyampaikan rasa syukur sekaligus harapan di mana masyarakat Jakarta yang heterogen bisa bersama-sama menjaga situasi dan kondisi Jakarta tetap kondusif, aman dan tenteram karena berbagai golongan yang berbeda saling menghormati termasuk di dalamnya warga GPdI.
Dalam sambutannya, pelaksana tugas Direktur Jenderal Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama RI Bp. Dr. Pontus Sitorus, S.PAK., M.Si. menyampaikan bahwa Mubes kali ini diselenggarakan di saat pemerintah bersama seluruh elemen masyarakat bangsa dan negara melakukan berbagai upaya agar kita semua dapat keluar dan menjadi pemenang dari permasalahan dan tantangan-tantangan kehidupan yang kian hari kita berat dan kompleks, terutama yang diakibatkan pandemi COVID-19 yang telah berlangsung dua tahun lebih dan juga telah banyak mengubah kebiasaan kita selama ini termasuk dalam beribadah.
Untuk itu Bp. Pontus mewakili Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama mengapresiasi dan menyambut baik penyelenggaraan Mubes XXXIV GPdI dengan harapan tidak menjadi sekedar Mubes biasa namun merupakan semangat yang tinggi dan tekad yang luar biasa dari seluruh warga jemaat k hususnya Majelis Pusat, Majelis Daerah GPdI dan segenap jajarannya untuk melakukan berbagai upaya agar warga jemaat dan warga masyarakat yang berkenan menjadi pelaku pelayanan damai sejahtera dan sukacita juga pelayanan pembebasan dari permasalahan dan tantangan-tantangan hidup dan kehidupan kepada kehidupan yang lebih baik, yang lebih maju dan sejahtera sebagaimana tercermin dalam tema dan sub tema Mubes kali ini.
Ketua DPR RI Ibu Dr. (Honoris Causa) Puan Maharani dalam rekaman sambutannya menyatakan bahwa Indonesia adalah negara dengan keragaman yang luar biasa termasuk keragaman agama. Istimewanya Indonesia adalah seperti yang Presiden Soekarno pernah sampaikan sejak tahun 1945 bahwa kita ingin mendirikan Indonesia sebagai negara semua buat semua bukan untuk satu golongan atau satu orang tetapi semua buat semua.
Karena itu di Indonesia keragaman dirayakan bukan ditekan, karena kita Bhineka Tunggal Ika. Salah satu wujudnya dalam konteks kehidupan beragama adalah UUD Negara RI tahun 1945 pasal 29 ayat 2. Maka dibutuhkan gotong royong dari kita semua untuk memastikan agar keragaman di Indonesia menjadi sumber kekuatan persatuan kita dan bukan menjadi sumber perpecahan. Maka GPdI adalah bagian dari elemen bangsa yang dinantikan perannya dalam menjaga kerukunan dan persatuan bangsa Indonesia terlebih di era kemajuan teknologi informasi saat ini ketika sebuah hoaks dan misinformasi dapat dengan mudah menyebar dan memprovokasi terjadinya benturan dan perpecahan.
Jika tidak ada bimbingan dari para pemuka agama maka umat dapat dengan mudah memasuki jalan yang salah. GPdI perlu melakukan terobosan untuk terus memberikan pencerahan dan ketenangan bagi umat Kristen di ranah media sosial dan teknologi informasi digital. Jangan sampai banyak umat Kristen di Idonesia menjadi seperti anak yang hilang yang isi hatinya dipenuhi dengan kebencian dan amarah. Ajaklah mereka, kata beliau, untuk hidup dalam kerukunan dan dengan penuh rasa kasih di dalam NKRI. Bakan dalam segala upaya besar menuju pemulihan dari dampak pandemi COVID-19, peran GPdI dinantikan untuk mempercepat upaya ini.
Yang terakhir dan yang nanti-natikan tentunya adalah sambutan dari Presiden Republik Indonesia Bp. Ir. H. Joko Widodo. Bapak Presiden mengawali sambutannya dengan ucapan selamat ulang tahun yang ke 101 untuk GPdI dan berterima kasih atas kontribusi GPdI dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat, bangsa dan negara.
Presiden juga mengapresiasi kontribusi jemaat GPdI dalam membantu pemerintah dalam menangani pandemi. Meskipun bangsa kita tengah menghadapi berbagai tantangan dan perubahan dunia yang semakin cepat, kata beliau, namun agenda transformasi harus tetap dilanjutkan dan upaya peningkatan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan terus ditingkatkan. Agenda transformasi ini tidak mungkin dilakukan pemerintah sendiri.
Pemerintah butuh dukungan penuh dari seluruh komponen bangsa, seluruh tokoh agama dan tokoh masyarakat. Peran GPdI dan kelompok masyarakat lainnya sangat penting dalam transformasi nasional ini untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, memelihara persaudaraan dan hamoni dalam keberagaman.
Kemajemukan Indonesia adalah anugerah dari Tuhan yang harus kita rawat yang harus kita pelihara. Toleransi adalah sikap yang mulia dalam menghadapi keberagaman dan persatuan hanya akan muncul jika kita mengakui dan menghormati perbedaan. Oleh karena itu GPdI diajak untuk besama-sama merawat bangsa Indonesia, mengamalkan nilai-nilai Pancasila, memperkokoh ke-Indonesia-an kita serta membangun peradaban bangsa Indonesia yang semakin maju dan modern.
Dipercaya oleh Presiden, Mubes yang berlangsung dapat memberikan inspirasi dan pencerahan bagi umat, menghasilkan pemimpin-pemimpin dan pendeta-pendeta GPdI yang melayani jemaat dengan penuh kasih serta menghasilkan keputusan-keputusan penting yang mempererat persekutuan dan persaudaraan hamba-hamba Tuhan. Lewat video sambutan ini pun Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Mubes XXXIV GPdI.
Kemudian kepada hadirin ditayangkan video kilas balik perjalanan sejarah GPdI sampai pada usia ke-100 tahun pada 2021.
Acara Mubes XXXIV GPdI yang secara resmi sudah dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Bp. Ir. H. Joko Widodo yang rencananya akan ditandai dengan pemukulan gong oleh wakil Menteri Agama RI ditunda ke Ibadah Pembukaan Mubes karena wakil Menteri Agama masih dalam perjalanan dari bandara.
Maka Acara Pembukaan Mubes XXXIV GPdI 2022 selesai sudah dan akan dilanjutkan pada pk.20.00 WIB dengan Ibadah Pembukaan yang akan diawali dengan sambutan dari wakil Menteri Agama RI dilanjutkan dengan pemukulan gong sebagai tanda dimulainya secara resmi rangkaian kegiatan Mubes. (T. Daniel, 16/02/2022)
Comments (0)
There are no comments yet